Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Juli, 2011
Harga : Rp 75.000
ISBN : 978-979-22-7274-1
Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayungmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan~Ali bin Abi Thalib ra
“Berjalanlah kamu di atas muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan itu.” (Al An’am: 11)
“Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah memulai ciptaan kemudian mengulanginya? Sesungguhnya yang demikian itu mudah saja bagi Allah. Katakanlah:’Berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah, bagaimana Allah memulai ciptaan, kemudian Ia mengulangi penciptaan itu sekali lagi. Sesungguhnya Tuhan Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. 29:19-20)
Banyak ayat yang menyarankan manusia untuk melakukan perjalanan. Perjalanan yang dimaksud tentunya perjalanan yang akan mencerdaskan jiwa dan akalnya. Perjalanan yang akan mengantarkan manusia untuk berucap,”Subhana maa khalaqta hadza bathila. ”
Apa yang ada dibenakmu saat engkau mengetahui lukisan bunda Maria yang berada di museum Louvre bertuliskan Laa ilaa haailallah? Atau saat mengetahui masjid-masjid megah dan indah yang berada di Cordoba telah berubah fungsi?
99 Cahaya di Eropa merupakan catatan perjalanan atas sebuah pencarian yang dilakukan oleh Hanum Rais dan suaminya. Perjalanan yang membuat Hanum menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekadar menara Eiffel, Tembok berlin, Konser Mozart, Stadion Sepak Bola San Siro, Colloseum Roma, ataupun gondola-gondola di Venezia. Hanum menceritakan kisah perjalanannya mengunjungi beberapa peninggalan Islam di beberapa negara di Eropa di buku ini. Wina, Paris, Cordoba & Granada, serta Istambul merupakan negara-negara yang dikunjungi Hanum & suaminya. Mengunjungi tempat-tempat tersebut menjadikan Hanum semakin mengenal identitas agamanya dan membuatnya semakin cinta dengan Islam.
Membaca buku ini memperkuat niatan saya untuk mengunjungi Eropa suatu saat. Bukan untuk mengagumi menara Eiffel ataupun keajaiban bangunan Eropa lainnya, akan tetapi untuk menggunjungi peninggalan-peninggalan kejayaan Islam di Eropa masa lampau yang tercecer dan terlupakan. Orang jawa sering menyebutnya dengan sebutan napak tilas.
aaamiin.. semoga bisa jalan ke eropa mb, aku jg pingin hehe
Mudah@an bisa bareng ya mbak Leyla ^^
hehe kemren saya baru pengen nge resensi mbak tapi belum jadi heheh 😀
Yuk diresensi ^^